Selasa, 31 Mei 2016

https://www.facebook.com/djonk.rtc?fref=nf&pnref=story

Oleh; Kha Tubaka 

Jang manggurebe, baku bage biar sasele, 
hidup deng orang tatua pung pasang,
biar samua akang kurang 
mar mama deng papa pung piara
akang bikin katong kuat sempe sakarang.
Sio..,sudara..ee
Jang kuku mari katong keku..
Biar sakit tatusu sampe ka ulu hati
Mar busu-busu katong sandiri punya
Dolo akang talalu manis,
Aer mata cuma bisa seka, mar hati bacarita laeng..
Cuma ale, beta deng dia..
Ambon  26 Mei 2016

Senin, 30 Mei 2016

SUKU BANGSA ALUNE (MALUKU)

Oleh; Kha Tubaka
Alune yang biasa juga disebut suku bangsa Alifuru, dan kata alifuru itu berarti “manusia awal”. Itulah sebabnya orang Alune dan juga orang Wemale dianggap sebagai penduduk asli Pulau Seram dan dari sanalah kemudian menyebar ke pulau-pulau sekitarnya terutama di Maluku Tengah. Orang Alune atau Alifuru ini biasa juga disebut sebagai orang Seram sesuai dengan nama pulau ini. Sumber tertentu, seperti Nelly Tobing (Ed.) dalam Sistem Kesatuan Setempat Daerah Maluku (1980/1981) menyatakan orang Alune umumnya berdiam di daerah pantai. Akan tetapi pihak Departemen Sosial mengkategorikan kelompok ini sebagai “masyarakat terasing”, dan berdiam di bagian pedalaman seperti yang pernah diteliti di bagian pedalaman wilayah Kecamatan Kairatu di Pulau Seram tadi (Lihat Rusmaniar, “Masyarakat Terasing Suku Alune”, Profil Masyarakat Terasing di Indonesia 1988: 33-40).
Pada tahun 1985 penduduk kecamatan tersebut berjumlah 37.765 jiwa, di antaranya adalah orang Alune yang berjumlah 523 iwa yang tergabung dalam 117 KK. Dilihat dari ciri-ciri fisik, mereka termasuk ras Mongoloid dengan rambut hitam kejur, kulit sawo matang, tinggi sekitar 155-165 cm. Bahasanya adalah bahasa Alune yang termasuk golongan bahasa Melayu. Mereka tergolong orang yang mempunyai sikap ramah, terbuka, suka menghormati orang lain, meskipun sering berkelahi dalam pertemuan-pertemuan adat. Menurut Tobing, Ed. (1980/1981: 65) ciri budaya orang Alune di masa lalu mempunyai kebiasaan menghitamkan gigi, para wanitanya memakai kain kanune yaitu kain yang terbuat dari kulit kayu, dan nasi sebagai makanan pokoknya.
Orang alune dikenal sebagai “manusia Nunusaku”, di mana Nunusaku adalah nama sebuah tempat berupa danau di puncak sebuah gunung di Pulau Seram. Danau sumber mata air dari beberapa batang sungai itu dianggap suci dan keramat. Tempat inilah yang dipercayai sebagai tempat asal usul manusia asli Pulau Seram, yang kemudian menyebar ke pulau-pulau sekitarnya.
Mata pencaharian mereka adalah berladang berpindah dengan sistem tebang-bakar *slash and burn) dan meramu sagu. Tanaman utama di ladang itu ialah ubi rambat, talas, pisang, sayur-sayuran. Kebun yang sudah ditinggalkan ditanami cengkeh dan buah-buahan. Mata pencaharian sambilan adalah menyadap getah damar dan berburu binatang. Makanan pokok mereka adalah talas, ubi kayu, dan sagu.
Penarikan garis keturunan dalam sisitem kekerabatannya bersifat patrilineal, dengan adat menetap nikah yang patrilokal. Kedudukan anak laki-laki dipandang lebih tinggi daripada anak perempuan. Hubungan dan pergaulan antara remaja laki-laki dan remaja perempuan tidak bebas. Suatu perkawinan dilalui dengan peminangan, meskipun antara mereka juga mengenal kawin lari karena pinangan tadi ditolak oleh pihak perempuan. Mereka juga mengenal adat mas kawin.
Pada masa terakhir ini mereka sudah mulai mengenal agama tertentu terutama agama Kristen. Namun kepercayaan asli nenek moyang seperti roh-roh leluhur masih kuat dipercayai sebagai pelindung dan memberi keselamatan kepada kehidupan mereka. Mereka pun percaya kepada makhluk-makhluk jahat yang bisa mendatangkan panyakit

Ambon, 30 Mei 2016

NGANTUK


Oleh; Kha Tubaka
Mata sepat tak memancar
Dunia melayang dan semakin samar
Perlahan aku mulai tak mendengar
Tubuh tegap dan sigap perlahan mulai tak menatap
Ngantuk, ngantuk dan ngantuk sekali
Otak tegang perlahan melemas
Jauh, jauh dan jauh terbawa keangan lepas
Melayang dan terbang diatas pulau kapas
Berbaring dan merebah
Melepaskan diri dari amarah,gundah, dan gerah
Membiarkan diri dimakan ngantuk
Biar lepas semua suntuk

Ambon, 30 Mei 2016

SALAM PERKENALAN

hai...
salam kenal..
nama beta MANAWA MALUKU, ini hanya nama samaran yang sengaja di buat untuk menulis sejumlah pengalaman beta sebagai anak adat dari Maluku, lebih tepatnya dari pulau SERAM, negeri SAMALOHI RIRINITA.